Allah memberikan rahasia tentang bagaimana caranya kalau mau dilapangkan rezeki ketika sempit rezekinya, yaitu dengan jalan "SEDEKAH".
Ingatlah !!
Bahwa harta yang kita miliki di dunia ini adalah bukan milik kita, tetapi milik Allah.
Menjadi biasa jika bersedekah, berzakat, di kala senang dan di kala kaya ....sebab memang tidak ada yang istimewa,
itu adalah keharusan. Justru menjadi aneh, bila di saat mampu tidak mau berbagi.
Maka, ketika kita mau bersedekah, mau mengorbankan harta kita, di saat tidak punya, nilainya sangat luar biasa di sisi Allah.
Dan inilah kunci pembuka rezeki yang sebenarnya.
Jangan takut harta dan uang kita akan habis (padahal kita lagi tidak punya), dan kita jadi mati kelaparan karena kita berikan kepada mereka-mereka yang lebih membutuhkan. Ingat harta itu...uang itu bukan milik kita tapi milik Allah.
Allah Maha Melihat, Allah Maha Mengetahui dan Allah Maha Menatap. Allah tidak akan membuat hambanya sengsara dan menderita. Percayalah bahwa Allah akan melapangkan dan memberikan rezeki kepada kita dengan jalan yang tidak kita sangka sebelumnya.
Bagaimana ukuran sedekahnya?
Simak cerita "Budak Hitam" di bawah ini ....
Alkisah, sudah sejak lama Abu Thalhah memperhatikan pekerja tetangga kebunnya, seorang 'Budak Hitam'.
Abu Thalhah adalah seorang yang sangat kaya raya pada zamannya. Dia banyak memilik perkebunan, salah satunya adalah kebun yang berlokasi bersebelahan dengan kebun dimana di Budak Hitam bekerja. Kebun majikan si Budak Hitam tidak seluas milik Abu Thalhah, karenanya upahnya pun sangat sedikit, hanya tiga potong roti per harinya.
Budak Hitam ini menjalani hidupnya dengan ikhlas dan keimanan yang tinggi akan kemurahan Tuhannya. Dia tidak peduli dengan minimnya upah yang dia terima, baginya panca indra yang lengkap dan masih bisa bernafas saja sudah merupakan dua nikmat yang tidak mampu dia bayarkan dan dia sangat bersyukur sekali. Ia selalu merasa amalnya tidak berarti apa-apa dubandingkan dengan kemurahanNya.
Pada suatu ketika si Budak Hitam mendapati seekor anjing menjulurkan lidahnya, tanda kelaparan. Demi melihat anjing ini dia memberikan 1 dari 3 potong roti yang digenggamnya. Tapi ketika roti itu diberikan, anjing itu masih mengibaskan ekornya tanda kelaparan, lalu ia berika lagi roti yang ke 2, bahkan potongan ke 3 pun dia berikan kepada anjing itu, hingga anjing itu kenyang dan berlalu dari hadapannya.
Abu Thalhah yang memang sudah lama memperhatikan Budak hitam ini, menjadi tertegun menyaksikan apa yang dilihatnya. Ia tahu bahwa upah si Budak Hitam hanya 3 potong roti tersebut, tidak ada yang lain. Tapi dia lebih rela dan ikhlas, bila anjing yang makan roti upahnya kerjanya.
Karena penasaran, Abu Thalhah bertanya kepada si Budak, "Sadarkah engkau apa yang telah engkau lakukan?"
"Sadar" jawab si Budak.
"Adakah upah lain yang diberika majikanmu?" Tanya Abu Thalhah lagi.
"Upahku hanyalah yang tuan lihat"
"Apa kamu tidak merasa kuatir tidak dapat makan?" tanya Abu Thalhah lagi.
"Saya tidak kuatir. Ada upah lain dari Tuhanku. Saya yakin dan percaya. Tuhan saya akan memperhatikan saya," jawab si Budak dengan penuh keyakinan.
"Terus apa kamu tidak menyesal nanti?" Cecar Abu Thalhah.
Si Budak menjawab "Untuk apa saya harus menyesal?"
Tahulah si Budak bahwa Abu Thalhah memeprhatikan perilakunya terhadap anjing tadi. Tapi sungguh karena 'kebodohan dan kepolosannya', ia tidak tahu apa maksud Abu Thalhah. Jawabannya benar-benar tulus dari hatinya yang bersih.
Setelah bincang-bincang Abu Thalhah minta ditunjukkan rumah majikan si Budak, karena Abu Thalhah bersedia membeli kebun itu, jika kebun itu dijual. Singkat cerita, kebun itu berpindah tangan menjadi milik Abu Thalhah dan Abu Thalhah menghadiahkan kebun tersebut kepada si Budak tadi. Dan jadilah kini si Budak tersebut pemilik baru kebun tersebut.
"Maha Suci ALLAH"
Dari cerita ini kita menjadi tahu, seberapa besar ukuran bersedekah yang bisa mengangkat derajat dan menghilangkan kesusahan.
Bersedekahlah selagi kita tidak punya dan tidak mampu....karena lebih mulia di mata Allah.
Ingatlah matematika sedekah : 10 - 10 = 100 (hasilnya bukan 0)
Ingatlah bahwa "... Allah melipatgandakan balasannya... Allah Maha luas KarunianNya lagi Maha Mengetahui" (Al-Baqarah : 261)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar